Dalam dunia pendidikan, khususnya tentang psikologi anak, ada istilah perkembangan kognitif dan motorik. Motorik arti simpelnya respon dan gerak, sedangkan perkembangan kognitif berhubungan dengan mengamati, menganalisa dan memikirkan. Pada dasarnya anak bayi sekalipun sudah mampu melakukan itu, hanya saja tingkatan kemampuan kognitif mereka tidak sebaik siswa TK atau Sekolah Dasar. Sebagai orang tua kita harus mengasah kemampuan berfikir anak dengan memberi mereka mainan edukatif.
Salah satu bukti perkembangan kecerdasan berpikir anak adalah kegiatan membongkar dan memasukan benda pada wadah (box, laci, dll). Pengawasan kita sebagai orang tua sangat diperlukan dalam hal ini, demi keamanan buah hati. Bisa saja di dalam laci yang diacak-acaknya ada benda tajam seperti pisau, gunting atau kaca.
Kegiatan bongkar pasang itu sangat berguna untuk perkembangan mental anak, jadi bentuk pengawasan kita sebagai orang tua bukanlah dengan melarang kebiasaan tersebut. Biarkan saja bayi melakukannya sambil diberi pengertian secara perlahan dan bertahap.
Cara pengawasan paling tepat adalah dengan mengunci semua lemari, laci atau wadah lain yang berisi benda tajam dan pecah belah. Beri anak tersebut sebuah box khusus berisi mainan. Isi box dengan mainan aman, bermanfaat dan memiliki nilai edukasi, contohnya; bola karet, boneka dan teether. Gunakan box mainan yang memiliki penutup, biasanya anak akan lebih tertarik.
Melarang si kecil hanya akan membuat mereka tambah penasaran, lebih baik biarkan mereka hingga paham bahwa kegiatan mereka itu sebenarnya tidak menarik. Terlalu banyak melarang terkadang menekan mental anak, sehingga mereka tumbuh menjadi sosok penakut. Jauh lebih baik diawasi dan diberi penjelasan, memang sangat sulit memberi penjelasan pada bayi, tapi bila kita sabar dan rutin melakukannya pasti anak akan mengerti.
Labels: anak, pendidikan
ditulis pada 2014-03-03 oleh
Beri komentar Catatan BaNak: Anak Suka Main Bongkar Pasang